Daily Archives: November 7, 2010

Kominfo Buat Film Pendek Antisipasi Gempa dan Tsunami

Sabtu, 06/11/2010 17:04 WIB
Kominfo Buat Film Pendek Antisipasi Gempa dan Tsunami
Robert – detikNews

 

Smarinda – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, tengah menyelesaikan pembuatan film pendek berisikan antisipasi dampak Gempa dan Tsunami, khususnya ditujukan di daerah yang rawan terjadinya gempa.
“Kita bikin film pendek.Bulan ini selesai,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, kepada wartawan saat berada di kantor Stasiun TVRI Kalimantan Timur,di Samarinda,Sabtu (6/11/2010).

Tifatul menilai pembuatan film tersebut dinilai perlu sebagai salah satu upaya peringatan dini (early warning) pascagempa yang terjadi di daerah.

“Sebagai Early Warning System. Karena semakin tinggi tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap gempa, semakin sedikit jumlah korban,” ujar Tifatul.

Tifatul menjelaskan, pemutaran film pendek tersebut akan dilakukan dengan cara roadshow oleh tim Kominfo, misalnya ke seluruh pantai bagian barat di pulau Sumatera, pantai selatan pulau Jawa, Maluku serta Papua.

“Kalimantan sepertinya memang aman dari gempa. Sosialisasi kita lakukan dengan menggelar roadshow,” tambah Tifatul.

Lebih lanjut dijelaskan Tifatul, film tersebut berupa simulasi. Misalnya early warning saat terjadi bencana gempa dengan kekuatan yang cukup besar dan berisiko memicu terjadinya tsunami sekaligus membahayakan masyarakat yang berada di bibir pantai.

“Kalau terjadi gempa semisal 7.0 SR apa yang terjadi di rumah, jalanan, di kantor, di pasar. Film itu menginformasikan langkah-langkah dini pascagempa,” jelas Tifatul.

Lantas apakah selama ini, Kominfo memiliki peralatan early warning di sejumlah kawasan yang rawan terjadinya gempa yang akan memberikan sinyal bahaya gempa yang berisiko tsunami?

“Kita punya. Tapi bagaimana di Mentawai itu, yang pemerintah punya, justru peralatannya dicuri oleh oknum dan dijual kiloan,” tutup Tifatul.

(gah/gah)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!


Boediono: Nenek Moyang Kita Survive Hadapi Bencana, Kita Harus Juga

Sabtu, 06/11/2010 01:25 WIB
Boediono: Nenek Moyang Kita Survive Hadapi Bencana, Kita Harus Juga
Gunawan Mashar – detikNews

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Maluku – Wakil Presiden Boediono meminta kepada masyarakat untuk siap menghadapi bencana dan survive menghadapi berbagai risiko tinggal di negeri rawan bencana. “Nenek moyang kita survive, dan kita juga harus siap untuk menghadapinya,” kata Boediono.

Hal tersebut dia sampaikan di hadapan sejumlah bupati di Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Jumat (5/11/2010).

“Bencana ini adalah peringatan untuk kita semua. Kita adalah bangsa Indonesia yang diwarisi five of fire di dunia, ini harus kita terima,” kata Boediono.

Tinggal di kawasan yang rawan akan bencana, menurut Boediono sebenarnya ada juga ada manfaatnya. Dengan banyaknya bencana, berarti Indonesia dikelilingi oleh sumber energi, sumber mineral serta lahan-lahan pertanian yang subur.

“Ini rahmat. Tapi juga dengan manfaat seperti itu, ada pula risikonya. Dari yang saya amati di Tanah Air ini, pentingnya untuk siaga sebelum terjadinya bencana alam, karena bencana itu tidak bisa kita prediksi,” tutur mantan Gubernur BI ini menambahkan.

Boediono meminta kepada masyarakat untuk punya strategi dalam menghadapi bencana. Strategi yang paling baik, menurutnya adalah bersiap. “Kesiapan ini adalah yang paling baik, dan tugas kita sebagai pemerintah untuk mengajak masyarakat kesiapan menghadapi bencana,” ujarnya.

Boediono bercerita, waktu ke Mentawai, dia kagum dengan sebuah desa yang luluh lantak akibat diterjang tsunami namun tidak ada korban jiwa di desa itu karena mereka sudah punya sistem kentongan dari bambu. Mereka sudah diajar jauh sebelumnya, jika ada bencana kentongan dibunyikan lalu tempat larinya sudah ditentukan sebelumnya.

“Jadi tidak harus dengan teknologi yang mahal. Tapi yang penting latihan menghadapi bencana. Kuncinya adalah latihan dan praktek. melatih masyarakat untuk siaga,” kata dosen Fakultas Ekonomi UGM tersebut.

“Jadi mulai kesiagaan di tingkat masyarakat lalu mulai tingkatkan kemampuan, pemerintah kabupaten dan kota untuk meingkatkan fasilitas dan sarana,” tutupnya.

(anw/anw)


PMI Siapkan 300 Kantong Darah

PMI Siapkan 300 Kantong Darah
Sabtu, 6 November 2010 | 15:38 WIB
Aria Sankhyaadi
Ilustrasi

PEKANBARU, KOMPAS.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Riau menyiapkan setidaknya 300 kantong darah untuk korban bencana alam baik tsunami di Mentawai maupun letusan gunung Merapi.

“Jika diperlukan, maka 300 kantong darah ini siap dikirimkan ke daerah bencana,” ujar Sekretaris PMI Riau, Hendro Ekwarso di Pekanbaru, Sabtu (6/11/2010).

Menurutnya, darah tersebut akan dikirimkan, begitu pihak PMI yang berada di wilayah bencana kekurangan stok darah.

Sedangkan bantuan lainnya, sudah diberikan sejak sepekan yang lalu.

“Sepekan yang lalu, sudah dikrimkan bantuan berupa obat-obatan untuk Mentawai dan juga bantuan senlai Rp 25 juta untuk korban Merapi,” jelasnya.

Sedangkan untuk tim medis, PMI Riau belum mengirimkan bantuan. Lagipula, saat ini baik di Mentawai maupun Merapi sudah ditangani dengan baik oleh relawan lokal.

“Meski demikian, jika diperlukan tim medis PMI Riau, siap ke lokasi bencana,” tambahnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mengadakan donor darah yang diperuntukkan bagi pendonor perempuan.

Hal ini dilakukan, dikarenakan 64 persen kebutuhan darah tersebut bagi perempuan. Sedangkan pendonor perempuan yang ada tersebut hanya 3 persen.

“Oleh karena itu, kami mengimbau perempuan untuk berpartisipasi dalam hal ini. Nantinya, darah ini digunakan untuk korban bencana,” tutupnya.

ANT

Sumber :
Editor: Benny N Joewono 

Kekurangan BBM di Mantawai Siap Diatasi

Kekurangan BBM di Mantawai Siap Diatasi
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Sabtu, 6 November 2010 | 21:12 WIB

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Warga membantu anggota TNI-AD mengangkut bantuan untuk korban tsunami helikopter MI 17, di Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (31/10) . Untuk mempercepat proses distribusi bantuan dan evakuasi korban luka salah satunya dilakukan melalui udara dengan heikopter antara lain ke di Kampung Tumalei, Desa Silabu Kecamatan Saumanganya yang masih minim bantuan.

PADANG, KOMPAS.com – Sekretaris Daerah Sumatera Barat Mahmuda Rivai mengakui ada kekurangan pasokan bahan bakar minyak di beberapa titik di Kabupaten Kepulauan Mentawai pasca bencana gempa dan tsunami. Kekurangan justru terjadi di daerah yang bukan termasuk lokasi bencana gempa dan tsunami. Kekurangan terjadi di kota Tuapejat.

“Nah, ibukota kabupaten kan ada di Tuapejat. Nah di situ katanya ada yang kurang. Tadi malam kita sudah rapat. Sejak hari ini sudah masuk,” ungkapnya di Bandara Internasional Minangkabau, Sabtu (6/11/2010).

Mahmuda mengatakan memang fokus pemerintah daerah dalam distribusi kebutuhan sehari-hari, termasuk BBM, memang banyak tersita ke empat kecamatan lokasi bencana.

Perhatian juga diarahkan ke Posko Pengungsian di Pulau Sikakap. Lagipula, lanjutnya, distribusi ke pulau-pulau di Kepulauan Mentawai memang harus mempertimbangkan cuaca dan ombak yang tinggi. Dua hari belakangan ini, menurut Mahmuda, cuaca tidak sedang bersahabat.

“Semuanya karena cuaca. Kalau di pantai di empat kecamatan itu kan ga ada dermaga, pantai malah ada yang karang. Enggak bisa mendarat kapal-kapal. Kalau kita harap kapal-kapal kecil, malah hanyut semua. Semua kekuatan intensiflah,” katanya. “Tapi sejak cuaca mulai bagus, ya sudah masuk. Hari ini mulai masuknya,” tambahnya lagi.

Mahmuda membantah kelangkaan BBM terjadi di Pulau Siberut. Menurutnya, distribusi ke bagian barat Pulau Siberut sudah ditembus melalui jalan darat yang sudah lancar.


Hunian Sementara Korban Tsunami Huntara Mesti Dipertimbangkan Ulang

 

Laporan wartawan KOMPAS Ingki Rinaldi
Sabtu, 6 November 2010 | 23:11 WIB

PADANG, KOMPAS.com – Upaya membangun hunian sementara bagi korban gelombang tsunami di Mentawai perlu dipertimbangkan ulang.

Deputi Direktur Yayasan Citra Mandiri Mentawai, Frans R. Siahaan, Sabtu (6/11/2010) di Kota Padang mengatakan hal itu dikarenakan sejumlah kebiasaan khusus masyarakat Mentawai yang perlu diperhatikan.

Hal itu, kata Frans, seperti pemenuhan kebutuhan biologis sebagian besar warga yang biasanya tidak dilakukan dalam rumah, melainkan dalam pondok tersendiri.

Berkaitan dengan itu, maka konsep hunian sementara yang kemungkinan akan juga melibatkan keluarga-keluarga lain dalam satu lokasi dinilai Frans tidak tepat.

Sebelumnya, pemerintah lewat tim dari Kementerian Pekerjaan Umum, melakukan survei untuk penentuan lokasi huniansementara dan relokasi permukiman warga di Kilometer 37 Pulau Pagai Selatan dan Kilometer 14 Pulau Pagai Utara.

Editor: Asep Candra 

Menhan Pantau Operasi Militer untuk Mentawai

Menhan Pantau Operasi Militer untuk Mentawai
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Sabtu, 6 November 2010 | 16:56 WIB

PADANG, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (6/11/2010), untuk memantau operasi militer yang sudah dilakukan anggota TNI dalam operasi militer tanggap bencana di Kepulauan Mentawai.

“Kami ingin langsung melihat perkembangan yang dilakukan TNI, karena ini termasuk operasi militer selain perang,” ungkapnya di Ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau.

Pemantauan ke lapangan ini, lanjutnya, akan diikuti dengan evaluasi mengenai upaya tanggap bencana yang sudah dilakukan. Jika masih butuh tambahan pasukan ataupun alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk menembus medan berbahaya, bukan tak mungkin, lanjut Purnomo, akan ada keputusan untuk menambahnya.

“Seperti diketahui, untuk Merapi pun kita menurunkan brigade pasukan. Yang tadinya hanya tiga batalyon, sekarang ditingkatkan satu brigade,” katanya.

Purnomo juga sempat mengaku senang ketika sebelumnya mendengar laporan bahwa pasukan TNI sudah masuk ke lokasi bencana yang medannya sulit sejak hari pertama dan kedua. Pada saat yang bersamaan, Purnomo juga menyerahkan bantuan kementerian secara simbolik kepada para korban gempa dan tsunami di Mentawai, 25 Oktober silam.

Bantuan terdiri dari uang tunai sebesar Rp 100 juta dan barang-barang kebutuhan berupa makanan siap saji, pakaian, obat-obatan dengan total berat mencapai tujuh ton. Bantuan berupa barang-barang juga diberikan dari masing-masing Angkatan di TNI.

Editor: Asep Candra Dibaca : 2275
Sent from Indosat BlackBerry powered by

Rekonstruksi Pasar Mentawai Pemerintah Alokasikan Rp 1 Miliar

Rekonstruksi Pasar Mentawai
Pemerintah Alokasikan Rp 1 Miliar
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Sabtu, 6 November 2010 | 13:54 WIB
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Anak kembar, Nila dan Lili (4) mencuci kaki di kubangan air di sekitar reruntuhan bangunan rumah yang hancur tersapu tsunami di Kampung Tumalei, Desa Silabu Kecamatan Saumanganya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (31/10/2010). Warga terpaksa menggunakan air kotor untuk mencuci kaki karena sulitnya mendapatkan air bersih untuk kebutuhan MCK dan minum.

PADANG, KOMPAS.com – Pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar Rp 1 miliar untuk rekonstruksi pasar di Kepulauan Mentawai yang habis diterjang bencana gempa dan tsunami, 25 Oktober lalu. Dana ini akan digunakan untuk membangun kembali dua pasar, yaitu Pasar Ibu Tuapejat di Kecamatan Sipora Utara dan Pasar Sioban di Kecamatan Sipora Selatan.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyampaikan dana ini akan diperhitungkan di tahun anggaran 2011 melalui anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Per Januari, kita kan harus tunggu. Intinya mereka bisa sudah mulai tender sebelum Januari kalau bisa cepat. Begitu dana turun di Januari dan Februari itu bisa kita mulai dan kita bisa mempercepat itu,” katanya di Ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau, Sabtu (6/11/2010).

Mari mengatakan sudah memberikan pernyataan akan adanya kerusakan dan meloloskan bantuan dana Rp 1 miliar untuk pembiayaan infrastruktur pasar di daerah tersebut.

Namun untuk sementara, sepuluh hari pascabencana terjadi, Mari mengatakan perlu memberikan sekitar 100 tenda besar yang bisa dipergunakan untuk pasar darurat mengingat pentingnya pemerintah mendorong kembali pemulihan ekonomi di kawasan barat Indonesia ini.

“Sekarang kita kan masuk ke tahap rekonstruksi dan pemulihan kembali ekonomi. Di sini sangat perlu sarana rekonstruksi pemulihan ekonomi, seperti tenda untuk pasar darurat,” tambahnya.


Tiga Menteri Datang untuk Mentawai

Tsunami Mentawai
Tiga Menteri Datang untuk Mentawai
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Sabtu, 6 November 2010 | 10:51 WIB
KOMPAS.com/Caroline Damanik
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyerahkan bantuan kementerian, berupa dana bantuan sebesar Rp 175 juta dan 100 tenda berukuran besar, untuk korban gempa dan tsunami Mentawai. Bantuan diserahkan secara simbolik kepada Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim di Ruang VIP, Bandara Internasional Minangkabau, Sabtu (6/11/2010).

PADANG, KOMPAS.com – Tiga menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II secara bersamaan mengucurkan bantuan untuk para korban bencana gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sabtu (6/11/2010).

Penyerahan bantuan dari masing-masing kementerian, yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Riset dan Teknologi, secara simbolik diserahkan di Ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 175 juta serta 100 tenda besar untuk digunakan sebagai tempat tinggal para pengungsi ataupun pasar darurat.

“Kami menyumbang tenda sementara 100 tenda. Karena biasanya yang selalu terjadi dalam bencana adalah rusaknya sarana perdagangan. Yang harus dipulihkan selain infrastruktur adalah sarana perdagangan karena setiap orang perlu membeli kebutuhannya,” ungkapnya sebelum memberikan bantuan secara simbolik.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada para korban bencana.

Selain untuk menyerahkan bantuan, Purnomo mengaku juga akan melakukan inspeksi langsung ke lapangan mengenai perkembangan operasi militer dalam penanganan bencana yang dilakukan oleh anggota TNI.

“Saya senang dengar laporan pasukan sudah masuk sejak hari pertama dan kedua. Walau dari Pangdam, saya dengar juga Danrem pun susah masuk ke Pagai Selatan karena medan tempurnya sulit,” katanya.

Di sisi lain, Menristek Suharna Surapranata akan melakukan kunjungan langsung ke lokasi bencana untuk mengecek peralatan prediksi bencana tsunami agar ke depannya bisa lebih efektif bekerja.

Editor: Benny N Joewono 

Pencarian Korban Masih Terus Dilakukan

Tsunami Mentawai
Pencarian Korban Masih Terus Dilakukan
Laporan wartawan
KOMPAS.com Caroline Damanik
Sabtu, 6 November 2010 | 10:43 WIB
 

AFP

Three local children observe Indonesian military personel unload relief goods for tsunami victims in the Mentawai islands at the port of Sikakap village in the Metawai islands, West Sumatra, on October 30, 2010. More than 130 people listed as missing have been found alive on high ground on a remote Indonesian island that was devastated by a tsunami five days ago, an official said.

PADANG, KOMPAS.com – Pencarian korban yang hilang dalam bencana gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, masih akan terus dilakukan.

Pascabencana yang terjadi pada 25 Oktober malam tersebut, sekitar 58 orang masih dinyatakan hilang.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat per pukul 18.50, 5 November 2010, menunjukkan 19 orang dari dua desa di Kecamatan Pagai Selatan dan 39 orang dari dua desa di Kecamatan Pagai Utara masih dinyatakan hilang.

Dua kecamatan ini memang mengalami kerusakan paling parah dan menelan korban jiwa paling banyak dari empat kecamatan di Mentawai yang diterjang tsunami.

“Pencarian korban masih dilakukan. Tanggap darurat kan masih sampai tanggal 7,” ungkap Hendri Faruza, yang turut membantu sebagai petugas bantuan komunikasi di BPBD Sumbar.

Hendri dan rekannya, Nelson Sip, berasal dari komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI). Mereka menjadi relawan di kantor BPBD di Kota Padang untuk berkomunikasi langsung dengan para relawan di Mentawai.

“Untuk komunikasi kalau ada lagi yang ditemukan, diinformasikan ke sini dan dicatat,” tambahnya.

Editor: Benny N Joewono 

Mentawai Kembali Digoyang Gempa

Mentawai Kembali Digoyang Gempa
Jumat, 5 November 2010 | 23:00 WIB

USGS

Pusat gempa di Kepulauan Mentawai, Jumat (5/11/2010).

JAKARTA, KOMPAS.com – Gempa kembali menggoyang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Jumat (5/11/2010) malam. Meski menurut hasil pemantauan berkekuatan di bawah skala 5, goyangan gempa dilaporkan terasa cukup kuat.

Data yang dilansir Badan Geologi AS atau United States Geological Survey (USGS), gempa berkekuatan 4,8 skala magnitud pukul 22.21 WIB. Pusat gempa di perairan sebelah barat Pulau Sipora tepatnya pada koordinat 2,198 Lintang Selatan (LS) dan 99,320 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 35 kilometer.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter mengguncang Kepulauan mentawai pada 25 Oktober 2010 pukul 21.42. Lokasi gempa berada di 78 km barat daya Pagai Selatan Mentawai, Sumatera Barat, dengan kedalaman 10 km itu disertai tsunami. Data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar), korban tewas 431 orang dan hilang 88 orang.

BMKG

Sumber :
Editor: Tri Wahono