Daily Archives: November 15, 2010


KARINA KWI (CARITAS INDONESIA)

Jl. Agus Salim 22 D-E

Jakarta 10350

LAPORAN SITUASI # 6

GEMPA BUMI & TSUNAMI MENTAWAI

Negara : Indonesia

Lokasi : Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat

Bencana : Gempa Bumi dan Tsunami

Periode Pelaporan : 7-11 November 2010

Pelapor : Vincentia I Widyasari, Ismawanti Arif

Sumber : BPBD, Sikakap&Padang Coordination Meeting , Sikakap team

 

OVERVIEW

Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (24/10) pukul 21.42 WIB. Gempa yang berpusat di 3,61 Lintang Selatan-99,93 Bujur Timur pada pusat 78 km barat daya Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumbar; 174 km Barat Daya Mukomuko-Bengkulu ini diikuti tsunami setinggi  3-5m.

 

DAERAH TERDAMPAK

Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari 10 Kecamatan, yaitu Pagai Utara, Pagai Selatan, Siberut Barat, Siberut Barat Daya, Siberut Selatan, Siberut Tengah, Siberut Utara, Sikakap, Sipora Selatan, Sipora Utara.

 

Daerah terdampak (data BPBD Sumatera Barat)

Kecamatan Desa Dusun
Sipora Selatan Bosua Bosua, Monga Bosua, Gobik
  Beriuliu Masokut, Beriulo
Pagai Selatan Malakopak Balekraksok, Taparaboat
  Bulasat Bulasat, Purourogat, Maonai
Pagai Utara Betumonga Muntei Baru-Baru, Sabeugunggung
  Silabu Maguruk, Gogoa, Tumale
Sikakap Taikako Muara Taikako, Bulakmonga, Ruamonga, Sikuulek, Silaonde

 

Tipe Bangunan Milik komunitas Milik Pemerintah Sekolah Dasar Tempat Ibadah Fasilitas umum
Rusak berat 516 7 5 8 7 jembatan, 1 Resort, & 1 Kapal
Rusak ringan 204        

POPULASI TERDAMPAK

Dari posko tanggap darurat Sikakap BPBD Mentawai 11 November 2010

Warga terdampak Meninggal Hilang Dirawat di RS Pengungsi Internal
448 56 33 7.360 jiwa

(catatan: jumlah pengungsi dan yang dirawat di RS cenderung menurun)

KEBUTUHAN MENDESAK

  1. Alat pertukangan (paku, palu, gergaji, linggis, dll)
  2. Paket penampungan sementara/shelter (terpal, selimut, kelambu, alas tidur, dll)
  3. Peralatan dapur dan rumah tangga (kitchen set)

 

RESPON PEMERINTAH

Masa tanggap darurat telah diperpanjang hingga 22 November. Pemerintah menyampaikan bahwa tersedia sekitar 200 ton stok beras di Mentawai, dan akan dikirim sekitar 200 ton lagi. Stok pangan tersebut cukup untuk 50 hari. Tim lapangan Caritas menemukan kemungkinan persoalan pangan. Sebabnya, proses distribusi bahan pangan tidak tepat. Di Muntei Baru-Baru, misalnya, bahan pangan digeletakkan begitu saja di pinggir pantai, namun tim tidak mengetahui pihak pemberi bantuan tersebut.

 

Untuk akses jalan, pemerintah sudah mengirimkan tim untuk membersihkan lahan di km.37 dan membuat jalan tembus di km.27 (tepatnya di lokasi Kemjaya).

 

Pemerintah menyatakan akan dibangun 1.116 unit hunian sementara. Pemerintah membangun 600 unit huntara, sedangkan 516 unit lainnya dibangun oleh PMI. Huntara akan dibangun di perbukitan Pagai Selatan (km.27, km.37, km.46) dan Pagai Utara (km.4, Monte Sabegunggung). Titik-titik tersebut sekaligus menjadi tempat relokasi yang nantinya dikembangkan sebagai sub-pusat pertumbuhan yang setara dengan kota kecamatan. Pemerintah membuka kesempatan bagi organisasi lain untuk ikut membangun huntara, juga fasilitas di huntara (misalnya air bersih dan sanitasi).

 

Untuk aspek sumber penghidupan warga, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menganggarkan Rp 15 miliar pada tahun 2011 untuk pemulihan ekonomi. Rencananya, anggaran dipakai untuk pengembangan paket usaha perikanan budidaya, rehabilitasi pelabuhan perikanan pantai Sikakakap, rumah nelayan tahan bencana, penyediaan kapal nelayan dan karamba jaring apung. Untuk rekonstruksi, KKP akan membantu penyusunan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, menata kawasan sesuai hasil mitigasi bencana pesisir-laut, rekonstruksi pemukiman nelayan dan sarana-prasarana pendaratan ikan.

 

Berdasarkan pengalaman PSE-Caritas Keuskupan Padang, sumber penghidupan warga Mentawai mayoritas peladang. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Yayasan Citra Mandiri, LSM setempat yang lama bekerja di Mentawai. Untuk itu, pemerintah perlu memperhatikan lokasi huntara, akses jalan dari huntara ke ladang dan pemulihan ekonomi yang tepat.

 

 

RESPON KARINA (Caritas Indonesia)

 

Karina (Caritas Indonesia) mendukung Keuskupan dan Komisi PSE- Caritas Keuskupan Padang (Caritas Padang) dalam memberikan respon darurat. Semenjak hari pertama, Keuskupan dan Caritas Padang telah mengupayakan bantuan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang memberikan bantuannya adalah PSKP Santo Yusuf Padang, gereja-gereja (Paroki Pekan Baru, Paroki Padang Baru, Paroki Tirtonadi, Paroki Katedral), perkumpulan ibu-ibu Katolik (WKRI Padang, WKRI Jakarta), RS Yos Sudarso, KBKK Jakarta, Lion’s Club, perbankan (Panin, BCA, Bukopin, Danamon), swasta (J-Co), dan donator individual. PSE-Caritas Keuskupan Padang juga bekerjasama dengan World Vision Indonesia, Shelter Box dan Green Music Foundation. Hingga kini, PSE – Caritas Keuskupan Padang telah melakukan lima (5) kali pengiriman logistik ke Mentawai (lihat lampiran).

 

Di Mentawai, PSE – Caritas Keuskupan Padang membentuk 2 posko utama. Posko Paroki Sioban untuk melayani Pulau Sipora dan Posko Paroki Sikakap untuk melayani Pagai Utara dan Pagai Selatan. Tim relawan setiap posko melakukan kajian cepat mengenai kerusakan dan kebutuhan warga secara langsung. Data pemerintah digunakan sebagai gambaran awal, lalu tim mencek langsung ke lokasi. Hasil kajian lihat di lampiran. Paket bantuan diberikan berdasarkan hasil kajian. Bantuan diberikan kepada warga terdampak secara langsung.

 

Jenis paket bantuan:

  • Bahan pangan: beras, mie instan, sarden, ikan asin, susu, biskuit, teh, gula
  • Alat-alat dapur: panci, sendok, sendok besar, ember, piring plastik, tudung saji, gelas, ceret, kuali, rantang, baskom, kompor
  • Penunjang kebersihan: sabun mandi, sabun cuci, sampo, pembalut wanita, pasta gigi, sikat gigi
  • Barang-barang keluarga (shelter): karpet/tikar, terpal, selimut, matras tidur (mattress), pakaian orang dewasa dan anak, sarung
  • Lain-lain: jerigen, air minum

 

Setiap lokasi mendapatkan paket bantuan dan variasi isi paket yang berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan warga. Hingga 11 November 2010, Caritas telah melayani warga terdampak di Pulau Sipora sebanyak 290 KK dan Pulau Pagai sebanyak 762 KK. Total pelayanan  1052 KK (lihat lampiran).

 

Pelayanan Posko Sioban untuk Pulau Sipora sementara dihentikan karena tim telah mendistribusikan bantuan ke seluruh dusun yang terdata pada Selasa (9 Nov). Namun, logistik tetap dikirimkan ke Posko Sioban pada Selasa (9 Nov) dan tiba Rabu (10 Nov). Logistik ini sebagai persiapan bila stok warga habis dan warga tidak mampu memenuhinya sendiri. Tujuh relawan dari UMSB ditarik kembali ke Padang pada Kamis (11 Nov).

Pelayanan Posko Sikakap masih berlangsung. Tim relawan mengerjakan kajian, distribusi, pengaturan pergudangan, dokumentasi dan koordinasi. Tim beristirahat pada hari Minggu (7 Nov), melanjutkan dengan kajian cepat pada Senin – Rabu (8 – 10 Nov), distribusi pada Senin – Selasa (8 – 9 Nov) dan menerima logistik dari Padang pada Rabu (10 Nov). Rincian di lampiran. Tim relawan berasal dari umat Katolik setempat, PMKRI, PSE – Caritas Keuskupan Padang, Sanggar Akar, Caritas Keuskupan Sibolga dan Cordia Caritas Medan. Personil WVI dan Caritas Prancis (SCCF) juga turut bergabung dalam tim.

 

Sementara itu, tim di Padang masih melanjutkan tugas mengatur logistik dan koordinasi. Tim didukung oleh relawan dari PSE – Caritas Padang, Pansos Bodronoyo dan Keuskupan Agung Jakarta.

Contact person:

Padang: PSE-Caritas Padang, Jl. Wolter Monginsidi No 4D, Padang

1)     Greg Wangge : 085274414941

2)     Ismawanti Arif : 0813 8877 0168

 

Mentawai:

1)              Eloi Bonal : 081370559379

2)              Romo Pey : 0852 3946 4574, 0759-322127

 

FOTO

Bantuan Emergency Response Team PSE-Caritas Keuskupan Padang tiba di Sioban, Rabu (10 Nov), diangkut KM. Rozoki Tiga Saudara.

 

Kiri: relawan melakukan pencatatan saat bongkar bantuan di Sioban.

Kanan: setelah dibongkar dan dicatat, bantuan dimasukkan langsung ke gudang Sioban.

 

LAMPIRAN SITREP # 6 MENTAWAI

LAMPIRAN SATU: PENGIRIMAN LOGISTIK PADANG – MENTAWAI

No Tanggal Bantuan Alat angkut
1 27 Okt 2010 Jirigen plastic, plastic roll (5 roll), selimut (100 pcs) KM. Navigasi
2 29 Okt 2010 Kitchen set: piring (5 ½ dus), gelas (5 karung), sendok (2 dus), dandang (5 dus), baskom (217 pcs)

Air mineral 50 dus

Pangan: mie instan (20 dus), beras (500 kg)

KM. Sumber Rezeki
3 30 Okt 2010 Air mineral

Pangan: mie instan, gula, susu, biskuit, sarden,makanan bayi,teh

Shelter: tenda barak, terpal, selimut, tikar, kasur matras, kelambu,kain sarung,bantal

Obat-obatan dewasa dan bayi

Pakaian, pampers

Peralatan kebersihan: handuk, sabun, pasta gigi, ember, gayung

Peralatan dapur: rantang, wajan, tudung, panci, sendok, piring, gelas, teko, kompor,

Penerangan: lampu minyak, lampu emergency, senter

KM. Rozoki Tiga Saudara
4 9 Nov 2010 Pakaian layak pakai

Pangan: beras, susu, kopi, sarden, kecap, biscuit, minyak goreng, gula pasir, ikan asin

Shelter: tikar

Obat-obatan

KM. Ambu-Ambu
5 9 Nov 2010 Air mineral

Pangan: mie instan, gula, susu, biskuit, sarden, makanan bayi, teh, minyak goreng,

Shelter: shelter box (milik Shelter Box), terpal (sebagian dari WVI), selimut, tikar, kasur matras, kelambu,kain sarung,bantal

Obat-obatan dewasa dan bayi

Pakaian, pampers, pakaian dalam pria dan wanita,

Peralatan kebersihan: handuk, sabun, pasta gigi, ember, gayung. deterjen

Peralatan dapur: rantang, wajan/kuali, tudung, panci, sendok, piring, gelas, teko, kompor,

Penerangan: lampu minyak, lampu emergency, senter

Peralatan tukang: paku (sebagian dari WVI), palu, gergaji, kuku kambing/linggis, gerobak sorong, triplek (dari WVI)

Operasional tim relawan: mesin speedboat, baju pelampung,

KM. Rozoki Tiga Saudara

(catatan: kuantitas sedang dalam perapihan data – menyusul kemudian)

 

 


LAMPIRAN DUA: KAJIAN CEPAT POSKO SIKAKAP

Tanggal Kecamatan Desa/Dusun KK jiwa Kondisi Hilang Meninggal Keterangan
29 Okt Pagai Selatan

 

(akses ke pantai Barat: kapal kecil, ombak besar)

Purourogat 90 235 Hancur total, termasuk kebun di dekat pantai dan sebagian besar pohon kelapa 11 40 Sumber penghidupan: pohon kelapa. Potensi kehilangan sumber penghidupan.

 

Semua mengungsi à ke Asahan, Muntei Besar

Asahan 53 209 Kebun hancur total     Ada pengungsi dari Pururogat 50 KK, total 103 KK
Limu 37 176 28 Rumah hancur,

kebun 50% hancur

    1 orang terluka
Muntei Besar 62 321 Kebun dekat pantai hancur     Ada Pengungsi dari Pururogat jumlahnya belum diketahui
30 Okt Pagai Selatan Beleraksok 180 712 Baleraksok Lama hancur total 4 25 Untuk merespon bencana 2007 lalu Caritas membangun rumah di Baleraksok Baru, dan semua dilaporkan dalam keadaan baik.
31 Okt Pagai Selatan Taparaboat 72 257   28 5  
Sabiret 54 326 90% Hancur     Sisa 5 rumah
1 Nov Sikakap Desa dekat Sikakap     Hancur total     Semua mengungsi, tak ada orang untuk menjadi narasumber. Akses: darat.
2 Nov Sikakap Kaute 62 242 Kebun kelapa hancur, rumah dan kebun baik   1 5 orang luka berat
  Ruamonga 16 68 Hancur total   1 Sisa 1 rumah rusak
  Bulakmonga 56 234       Tidak ada korban
  Muara Taikako Tengah 71 284 Kebun Rusak   4 Sebagian boat hanyut
  Muara Taikako Timur 64 256       Dijadikan pengungsian untuk penduduk Muara Tekako Tengah dan Barat
  Muara Taikako Barat 104 410 Kebun Rusak     Sebagian boat hanyut
8 – 9 Nov Pagai Utara Mapinang 59   0 rumah rusak ringan (RR), 0 rusak berat (RB)     Akses: speedboat, 1,5 – 2,5 jam dari Sikakap. Yang terjauh Mapinang (2,5 jam). Terdampak ringan. Tidak ada korban jiwa. Barang-barang rumah tangga aman, hanya hilang beberapa perahu. Warga pindah ke sekitar 300 meter hingga 2 km dari pantai, mulai membuat hunian sementara dari kayu. Semua baru mendapat dana bencana Mentawai 2007, antara Rp 5 juta – Rp 9 juta. Khusus yang dulu rumahnya RB, akan mendapat tambahan Rp 6 juta. Kebun rusak ringan, sebagian pohon kelapa hancur. Masih ada sumber pangan, sumber pendapatan dan ekonomi tidak berbeda jauh dari sebelum bencana. Sudah banyak LSM membantu, mislanya di Pasapuat ada 7 LSM. Tidak ada kebutuhan darurat.
Pinairuk 39      
Beubukku 24   5 RB, 11 RR    
Mulawbugei 72   0 RB, 1 RR    
Pasapuat 140   0 RB, 15 RR    
Pututukat 22   1 RB, 0 RR    
Guluguluk 99   0 RB, ? RR    
Manganjo 141   0 RB, 0 RR    
10 Nov Pagai Utara – pantai Barat

 

(Desa Betumonga)

Dusun Betumonga Barat 70         Rumah aman, letaknya 1 km dari pantai. Pohon kelapa (sumber pendapatan) hancur total. Sebagian kecil kebun keladi rusak. Perahu aman. Melaut untuk konsumsi pribadi, sebagian dijual. Belum melaut karena masih takut. Warga punya kebun coklat, mulai bertanam 3 tahun lalu. Kebun coklat aman. Akan panen dalam beberapa minggu/ tahun depan. Secara umum lebih kaya dari warga Mentawai lainnya.

 

Betumonga Barat: warga pindah 300 m dari tempat asal, membuat hunian sementara. Siang di tempat asal, malam di pengungsian. Ada pengungsi internal dari Sabegungung. Warga tidak tahu dimana akan tinggal/pindah, menunggu informasi pemerintah.

 

Betumonga Timur & Tirik: warga pindah 2 km dari tempat asal, membangun hunian/penampungan sementara.  Siang dan malam ada di tempat pengungsian. Mereka bawa hamper semua barangnya. Ada pengungsi internal dari Sabegungung 22 jiwa. Warga ingin tinggal di sini (membangun desa baru). Warga menyatakan butuh terpal, pakaian, obat. Meskipun, semua sudah dapat bantuan dari Surfaid, pemerintah, PKPU dan PSE-Caritas Padang. Beberapa hari lalu mendapat dana bencana Mentawai tahun 2007, antara Rp 5 juta – Rp 9 juta.

Dusun Betumonga Timur 37        
Dusun Betumonga Tirik 34        
10 Nov Pagai Utara Muntei Baru-Baru ± 30? 167 Hancur total 33 140 Sebelum bencana: 83 KK, 307 jiwa. Sekarang: 167 jiwa. Warga pindah sejauh 2 km ke arah bukit. Banyak bantuan pemerintah, dan akan diberi bantuan pangan pemerintah. Bupati 2 x kunjungi. Pemerintah akan bangun huntara untuk mereka di km.4, permanennya di km.10.
                 
Jumlah Terdata ±1688 KK        

 

 

LAMPIRAN TIGA: KAJIAN CEPAT POSKO SIOBAN

Desa Dusun Rusak Berat Fasilitas Umum Meninggal Hilang Luka

Berat

Luka Ringan
Bosua Sai 13           Total warga:

290 KK/

1728 jiwa

 

  Katiel 8          
  Gobi 26 3 10 3 1  
  Bosua Selatan 27       3  
  Bosua Utara 80       51 30
Beriulou Buku Monga 54 1 5     3
  Bere 19         10
Masokut Rua Leleu 30         30
  Roddak Oinun 33 2 7 1 4 30

 

 

LAMPIRAN EMPAT: DISTRIBUSI PAKET BANTUAN

Posko Kecamatan Nama Desa Nama Dusun Jumlah KK/jiwa Keterangan
Posko

Sioban

(Pulau Sipora)

Sipora Selatan Bosua Sai Total:

290 KK/

1728 jiwa

Distribusi bantuan ke seluruh dusun telah selesai pada  Selasa (9 Nov). Relawan ditarik kembali ke Padang.

 

Rabu (10 Nov) paket bantuan tiba di Sioban. Disimpan untuk persiapan bila paket bantuan yang diberikan telah habis namun warga belum mampu memenuhi kebutuhan.

Katiel
Gobi
Bosua Selatan
Bosua Utara
Sipora Selatan Beri Ulou Buku Monga
Bere
  Masokut Rua Leleu
    Roddak Oinun
  Sub-Total 290 KK 9 dusun
Posko

Sikakap

 

(Pulau Pagai)

Sikakap Taikako

 

Ruak Monga 16  KK Distribusi 3 Nov
Muara Taikako (Tengah dan Timur) 175  KK Distribusi 3 Nov
Ruak Monga / Bulak Monga (dapur Umum)   Distribusi 3 Nov
Pagai Selatan   Asahan 53  KK Distribusi 4 Nov
Bulasat Pururogat 90  KK Distribusi 4 Nov
  Sabiret 60  KK Distribusi 5 Nov
  Euparaboat 72  KK Distribusi 5 Nov
  Limu 37  KK Distribusi 6 Nov
Bulasat Maonai 44  KK Distribusi 6 Nov
  Kaute   Distribusi 6 Nov
    Dusun  Mabola 30  KK Distribusi 8 Nov
    Pinairuk 39  KK Distribusi 8 Nov
Pagai Utara Betumonga Betumonga Timur 36  KK Distribusi 9 Nov
Betumonga Tirik 40  KK Distribusi 9 Nov
Betumonga Barat 70 KK Distribusi 9 Nov
  Sub – Total 762 KK 15 dusun
TOTAL PELAYANAN 1052 KK  

(catatan: masih perlu perbaikan antara nama desa atau dusun)

 

 

 


 

 

Pelayanan Kemanusiaan – Konferensi Waligereja Indonesia 

Jl. H. Agus Salim 22 D-E, Jakarta 10350, Indonesia

Telp: (62-21) 3193 0518  Fax: (62-21) 3193 1135

Email: karina@kawali.org   Website: http://www.karina.or.id

 

 

 

SITUATION REPORT # 6

MENTAWAI EARTHQUAKE & TSUNAMI

Country : Indonesia

Location            : Mentawai islands district, West Sumatera

Disaster : Earthquake and Tsunami

Reporting period : 7-11 November 2010

Reported by : Vincentia I Widyasari and Ismawanti Arif

Source(s) : BPBD, Sikakap&Padang Coordination Meeting, Sikakap team

 

OVERVIEW

7,2 SR earthquake happened in Mentawai islands district, West Sumatra on Monday (24/10) at 9.42 PM. The center of the quake was 3,61 south latitude-99,93 east longitude centered on 78 km of South West of Pagai Selatan, Mentawai islands, West Sumatra; 174 km of South West of Mukomuko-Bengkulu and followed by 3-7 m high tsunami.

 

AFFECTED AREA

Mentawai islands district consist of 10 sub-districts which are Pagai Utara, Pagai Selatan, Siberut Barat, Siberut Barat Daya, Siberut Selatan, Siberut Tengah, Siberut Utara, Sikakap, Sipora Selatan, Sipora Utara.

 

Building(s) Community belongings Government belongings Elementary schools Praying places Common facilities
Severe damage 516 7 5 8 7 bridges, 1 Resort, & 1 boat
Minor damage 204        

Affected Areas (West Sumatera BPBD Data)

Sub District Villages Hamlets
South Sipora Bosua Bosua, Monga Bosua, Gobik
  Beriuliu Masokut, Beriulo
South Pagai Malakopak Balekraksok, Taparaboat
  Bulasat Bulasat, Purourogat, Maonai
North Pagai Betumonga Muntei Baru-Baru, Sabeugunggung
  Silabu Maguruk, Gogoa, Tumale
Sikakap Taikako Muara Taikako, Bulakmonga, Ruamonga, Sikuulek, Silaonde

 

AFFECTED POPULATION

From coordination meeting in Sikakap (BPBD) on 11 November 2010 :

Affected population Deaths Missing Hospitalized IDPs
448 56 33 7,360 person

(remarks: number of IDPs and hospitalized people are tend to decrease)

URGENT NEEDS

  1. Tool kits (nails, hammers, handsaw, crowbars, etc)
  2. Shelter (tarps, blanket, mosquito nets, sleeping mats, etc)
  3. Kitchen kits and household items

GOVERNMENT’S RESPONSE

The emergency response phase is prolonged unil November 22. The government announced that 200 tons of rice supplies are available in Mentawai and 200 more tons that would be enough 50 days supply. Caritas team on the ground found that there is a problem with food aid distribution due to improper process. In Muntei Baru Baru, for example, food items were left on the shore without any information regarding the owner and the target beneficiaries.

 

A team has been sent to clean up the road access in KM.37 and create a shortcut in KM.27 (around Kemjaya).

 

The government announced that 1,116 units of temporary shelter would be built on the hillside of South Pagai (Km.27, 37 and 46) and North Pagai (Km 4, Monte Sabegunggung). These places are intended as relocations points, which are expected to grow, as a sub-central point equals with sub district level. Government will build 600 units while the Indonesian Red Cross (PMI) will build the rest, 516 units. The government is open for any assistance in building the temporary shelters and even other supporting facilities (clean water access and sanitation).

 

As for economy recovery, the Ministry of Marine and Fisheries (KKP) has budgeted IDR 15 billion in 2011 to assist the community members livelihood and income, which include support to fisheries, rehabilitation of port used for fisheries in Sikakap, building of anti-seismic houses for the fisher folks, provision of boats and supporting fisheries equipment for the fisher folks. Moreover, KKP will take part in reconstruction efforts by assisting the zoning of coastal areas and small islands, area planning in accordance to coast-ocean hazard mitigation strategies, reconstruction of fisher folks’ houses and supporting facilities for fisheries.

 

Based on PSE-Diocesan Caritas of Padang, the main source of income of Mentawai indigenous is from vegetation planting. Yayasan Citra Mandiri, a local NGO that has been working in Mentawai for years, supported this fact. Thus, the government should consider the location of temporary shelter, road access from the shelter to the plantation and well-planned strategies of economy recovery.

KARINA’S (Caritas Indonesia) RESPONSE

 

Karina (Caritas Indonesia) supports the local diocese and PSE-Diocesan Caritas Padang (Caritas Padang) in responding to the current situation. Caritas Padang has been working since the day one to collect and distribute the aid from various sources, among others are PSKP Santo Yusuf Padang, local parishes (Pekan Baru, Padang Baru, Tirtonadi, and Katedral), Catholic Women Association (WKRI) from Padang, and Jakarta, Yos Sudarso hospital, KBKK Jakarta, Lion’s Club, banks (Panin, BCA, Bukopin, Danamon), private (J-Co), and individual donor. PSE-diocesan Caritas Padang is working together with World Vision Indonesia, Shelter Box and Green Music Foundation as well. Until now, Caritas Padang has made 5 times logistics deliveries to Mentawai (see Annexures).

 

Caritas Padang establishes 2 coordination posts in Mentawai, Sioban (Sioban Parish) to serve the affected people in Sipora Island and Sikakap (Sikakap Parish) to serve those in North and South Pagai. The volunteers in each post conduct rapid assessment on the damage and urgent needs of the affected people. Data from government officials are used as base line information, which will be verified by the volunteers directly in locations (see annex). Relief aid were given directly to the affected people based on the assessment result.

 

Types of relief aid:

  • Food items: rice, instant noodles, canned fish, salted fish, milk, biscuit, tea, sugar
  • Kitchen kits: pan, spoon, spoon for rice, bucket, plastic plates, food cover (tudung saji), plastic cups, tea pot, wok, food container, washing bucket, stoves
  • Hygiene Kits: soap, detergent, shampoo, feminine pads, tooth paste, tooth brush
  • Shelter kits: Carpet, tarps, blankets, mattress, clothes for adult and children, sarong
  • Miscellaneous: jerry cans, drinking water

 

Each location received those relief items with different variations based on the beneficiaries’ real needs. Until now (11/9) Caritas has served 290 families in Sipora Island and 762 families in Pagai Island, which makes the total 1,052 families (see annex)

 

The activities Sioban and Sipora posts are taking a break after thorough distribution in all targeted hamlets on Tuesday (11/9). However, logistics supplies were still sent to Sioban post (11/9) and arrived on Wednseday (11/10) as a contingent if community supplies are running out and they are unable to provide. Seven volunteers of UMSB returned to Padang on Thursday (11/10).

The service in Sikakap post is still active. Volunteers are in charge of assessment, distribution, warehouse management, documentation and coordination. The team took a break on Sunday (11/7) and continued with rapid assessment on Monday – Wednesday (11/8-10), distribution on Monday – Tuesday (11/8-9) and receiving logistics from Padang on Wednesday (11/9). The volunteers are coming from the local parishioners in Mentawai, PMKRI (Catholic youths association), PSE-Caritas Padang, Sanggar Akar, Caritas Sibolga, Cordia Caritas Medan. Personnels of WVI and Caritas France (SCCF) are also joining the team.

 

Meanwhile, the team in Padang is in charge of logistics arrangements and coordination. This team is supported by volunteers of PSE- Caritas Padang, Pansos Bodronoyo and Archdiocese of Jakarta.

Contact person:

Padang: PSE-Caritas Padang, Jl. Wolter Monginsidi No 4D, Padang

1)     Greg Wangge : 085274414941

2)     Ismawanti Arif : 0813 8877 0168

 

Mentawai:

1)              Eloi Bonal : 081370559379

2)              Romo Pey : 0852 3946 4574, 0759-322127

PICTORIAL REPORTS

 

Emergency relief items from PSE-Caritas Padang arrived in Sioban (11/9) by Rozoki Tiga Saudara boat.

The volunteers are documenting the relief items before unloading them to the warehouse.

The relief items are stored in Sioban post warehouse after documentation.

 

Annexure SITREP # 6 MENTAWAI

Annex 1: LOGISTICS DISTRIBUTION PADANG – MENTAWAI

No Dates Relief Aid Transportation
1 27 Oct 2010 Plastic Jerry cans, plastic roll (5 roll), blankets (100 pcs) Navigasi Ship
2 29 Oct 2010 Kitchen kits: plates (5 ½ boxes), cups (5 sacks), spoon (2 boxes), rice cooking pan (5 boxes), washing bucket (217 pcs)

Mineral water 50 boxes

Food items: instant noodles (20 boxes), rice (500 kg)

SHIP. Sumber Rezeki
3 30 Oct 2010 Mineral water

Food items: instant noodles, sugar, milk, biscuits, canned fish, food for babies, tea

Shelter: tents, tarps, blankets, plastic sleeping mats, mosquito nets, sarong, pillow

Medicines for adults and babies

Clothing, pampers

Hygiene kits: towel, soap, tooth paste, water bucket, water scoop

Kitchen kits: food container, wok, food cover (tudung), pan, spoon, plates, cups, tea pots, stoves,

Lights: kerosene lamp, emergency lamp, torch

SHIP. Rozoki Tiga Saudara
4 9 Nov 2010 Clothing

Food items: rice, milk, kopi, canned fish, soy sauce, biscuit, oil for cooking, sugar, salted fish

Shelter: sleeping mats

Medicines

SHIP. Ambu-Ambu
5 9 Nov 2010 Mineral water

Food items: instant noodles, sugar, milk, biscuits, canned fish, food for babies, tea, oil for cooking,

Shelter: shelter box (from Shelter Box), tarps (some from WVI), blankets, sleeping mats, mosquito nets, sarongs, pillow

Medicines for adults and babies

Clothes, pampers, male & female underwear,

Hygiene kits: towels, soap, toothpaste, water bucket, water scoop. Detergent

Kitchen kits: food container, wok, food cover (tudung), pan, spoon, plates, cups, tea pots, stoves,

Lights: kerosene lamp, emergency lamp, torch

Tools kit: nail (some from WVI), hammer, hand saw, crowbars, wheel barrow, triple layers plywood (from WVI)

Volunteers’ operational costs: speedboat engine, life vests

SHIP. Rozoki Tiga Saudara

(remarks: the team is still verifying the figures)

 

 


Annex 2: RAPID ASSESSMENT OF POSKO SIKAKAP

Dates sub districts villages/hamlets HH person Condition Missing deaths Remarks
29 Oct South Pagai

 

(access to west coast: small ships, big waves)

Purourogat 90 235 Total damage, including a plantation near the coastline and most of coconut trees. 11 40 Main livelihood: coconut trees. More likelu to loose the main source of income

 

All people fled à to Asahan, Muntei Besar

Asahan 53 209 Total damage of the plantation     Currently Hosting IDPs from Pururogat 50 HH, total 103 HH
Limu 37 176 28 houses  and 50% of plantations were damaged,     1 injured person
Muntei Besar 62 321 A plantation near coastline was damaged     Currently hosting the IDPs from Pururogat but number is yet to be identified
30 Oct South Pagai Beleraksok 180 712 Baleraksok Lama was totally destroyed 4 25 In 2007, Caritas built houses in Baleraksok Baru and all are reportedly in good shape.
31 Oct South Pagai Taparaboat 72 257   28 5  
Sabiret 54 326 90% destroyed     5 houses are still standing
1 Nov Sikakap A village near Sikakap     totally destroyed     All fled, thus there was no resource person. Access: land
2 Nov Sikakap Kaute 62 242 Coconut plantation was destroyed, houses and plants are reportedly unaffected   1 5 persons suffered from heavy injuries
  Ruamonga 16 68 Totally damaged   1 1 house still standing but it was badly affected, too.
  Bulashiponga 56 234       No deaths or injuries
  Central Muara Taikako 71 284 plantation was damaged   4 most of the boats were got carried away to the ocean
  East Muara Taikako 64 256       Currently hosting IDPs from Central and West Muara Tekako.
  West Muara Taikako 104 410 plantation was damaged     most of the boats were got carried away to the ocean
8 – 9 Nov Pagai Utara Mapinang 59   0 minor damaged houses, 0 heavy damage)     Access: speedboat, 1,5 – 2,5 hours from Sikakap. Mapinang is the farthest (2,5 hours) but suffered from minor damages and no casualties reported. Household equipments are still in place except scores of boats. The communities moved around 300m – 2Km from the coast and built their own temporary shelters of wood. They just received disbursement of Mentawai earthquake 2007 that range from IDR 5 million to IDR 9 mill. For those whose houses were heavily damaged will receive additional IDR 6 million. Community plantations were slightly affected while several coconut trees were uprooted. Despite the condition, the community still has their own source of daily food to survive. Their main source of income and livelihoods before the disaster are the same. Several organizations have assisted this community and 7 of them are currently working in Pasapuat. No urgent needs are reported.

 

Pinairuk 39      
Beubukku 24   5 Heavy Damage, 11 RR minor damage    
Mulawbugei 72   0 heavy damage, 1 Minor damage    
Pasapuat 140   0 heavy damage, 15 minor damage    
Pututukat 22   1 heavy damage, 0 minor damage    
Guluguluk 99   0 heavy damage, minor damage    
Manganjo 141   0 RB, 0 RR    
10 Nov North Pagai Utara – West Coast

 

(Village Betumonga)

Hamlet of West Betumonga 70         A safe house is located around 1 Km from the shore. Coconut trees, as the community’s main source of income, were destroyed completely. Small numbers of community plantation are heavily damaged. Community members are still afraid to return to the sea. The fish are used for domestic consumption and economy reasons. Cocoa plantation was not affected at all and is expected to harvest in the coming weeks or next year. This community is considered wealthier than the rest of people living in Mentawai.

 

West Betumonga: the people moved 300 m from their original place and have built their temporary shelters. The community memebrs spend their daytime in their original place and return to the makeshift camp in the evening. The people of Batumonga are hosting the IDPs from Sabegungung. They don’t know yet where to move/stay and wait for further instruction from the government.

 

East Betumonga and Tirik: the community moved 2 Km from their original place and built temporary shelters, in which they stay the whole day. The carried almost all of their belongings. The community is hosting 22 IDPs from Sabegungung. It is reported that the community decided to stay and built a new village in the new location. They need tarps,  clothes, and medicines despite the fact that they already received aid from government, Surfaid, PKPU and PSE-Caritas Padang. They community received disbursement of Mentawai earthquake 2007 from the government ranging from IDR 5 million to IDR 9 million.

Hamlet of East Betumonga 37        
Hamlet of Betumonga Tirik 34        
10 Nov North Pagai Muntei Baru-Baru ± 30? 167 Totally damaged 33 140 Before the disaster, there were 83 families/307 people, and now is only 167 people. The people moved as far as 2 Km to the hillside. Government provided assistance for this community and still more of food items are expected to arrive. The District Head visited this location two times. Government will provide temporary shelters in KM 4 while the permanent housing will be in KM 10

 

                 
Identified Numbers ±1688 HH        

 

 

Annex 3: Rapid Assessment of  SIOBAN Post

Desa Dusun Rusak Berat Fasilitas Umum Meninggal Hilang Luka

Berat

Luka Ringan
Bosua Sai 13           Total warga:

290 KK/

1728 jiwa

 

  Katiel 8          
  Gobi 26 3 10 3 1  
  Bosua Selatan 27       3  
  Bosua Utara 80       51 30
Beriulou Buku Monga 54 1 5     3
  Bere 19         10
Masokut Rua Leleu 30         30
  Roddak Oinun 33 2 7 1 4 30

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Annex 4: DISTRIBUTION OF RELIEF AID

Posts Sub District Village Hamlets # of HH/Person remarks
Sioban  Post

(Sipora Island)

South Sipora Bosua Sai Total:

290 HH/

1728 person

The distribution of relief aid was completed on Tuesday (11/9)

 

Relief aid arrived in Sioban (11/10), which will be distributed if the current supplies are finished but the community are still unable to provide themselves.

Katiel
Gobi
Bosua Selatan
Bosua Utara
South Sipora Beri Ulou Buku Monga
Bere
  Masokut Rua Leleu
    Roddak Oinun
  Sub-Total 290 HH 9 Hamlets
Sikakap Post

 

(Pagai Island)

Sikakap Taikako

Taikako

Taikako

Ruak Monga 16  HH Distribution 3 Nov
Muara Taikako (Tengah dan Timur) 175  HH Distribution 3 Nov
Ruak Monga / Bulak Monga (dapur Umum)   Distribution 3 Nov
South Pagai   Asahan 53  HH Distribution 4 Nov
Bulasat Pururogat 90  HH Distribution 4 Nov
  Sabiret 60  HH Distribution 5 Nov
  Euparaboat 72  HH Distribution 5 Nov
  Limu 37  HH Distribution 6 Nov
Bulasat Maonai 44  HH Distribution 6 Nov
  Kaute   Distribution 6 Nov
    Hamlet  Mabola 30  HH Distribution 8 Nov
    Pinairuk 39  HH Distribution 8 Nov
Pagai Utara Betumonga Betumonga Timur 36  HH Distribution 9 Nov
Betumonga Tirik 40  HH Distribution 9 Nov
West Betumonga 70 HH Distribution 9 Nov
  Sub – Total 762 HH 15 Hamlets
TOTAL ASSISTED 1052 HH  

(remarks: names of villages and hamlets need to be cross checked)

 


Relokasi Korban Bencana Menurut Siapa?

Oleh : Roberta Sarogdog

Gempa 7,2 SR yang meluluhlantakkan sebagian dusun di Kecamatan Pagai Utara dan Pagai Selatan, yang membuat masyarakat kehilangan semua yang dimiliki sehingga tidak punya apa-apa lagi termasuk rumah yang telah rata dengan tanah.

Saat ini tugas kita dan tugas pemerintah untuk memikirkan akan  direlokasi ke mana korban gempa dan tsunami? Dengan tetap memberi kebebasan ke masyarakat sepenuhnya.

Yang mesti diperhatikan di sini adalah relokasi harus di tanah milik sendiri atau milik suku mereka. Tujuannya untuk menghindari konflik tanah di kemudin hari, karena kita dan pemerintah harus belajar dari kasus konflik tanah yang pernah muncul dalam proyek  proyek relokasi sebelumnya.

Salah satunya adalah kasus relokasi PKMT (Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing)  di Pulau Siberut, tepatnya di Dusun Puro, Siberut Sealatan, dan Dusun Pokai, Siberut Utara tahun 1980-an.  Di mana suku-suku yang tinggal di hulu dipindah ke kawasan pantai yang dekat dengan pusat kecamatan tanpa mempertimbangkan status kepemilikan tanah masing-masing. Kini 30 tahun kemudian terjadi konflik yang merugikan kedua belah pihak.

Karena itu kalau hendak direlokasi juga status tanahnya harus di-clear-kan terlebih dahulu.

Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah masyarakat yang direlokasi tidak boleh jauh dari sumber-sumber penghidupannya. Karena pada dasarnya masyarakat Mentawai bukanlah nelayan seperti yang diberitakan oleh orang luar selama ini , tetapi adalah masyarakat petani dan peramu yang sangat tergantung pada hasil hutan dan lading seperti keladi, pisang, dan lain-lainnya yang diolah menjadi makanan pokok.

Juga sedapat mungkin relokasi tidak boleh jauh dari lokasi pemukiman masyarakat sebelum gempa dan tsunami.  Hal ini yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak yang berwenang melakukan relokasi dengan tetap mengutamakan dan mendengarkan  kemauan masyarakat. Tidak secara tiba-tiba merelokasi dan membuat pemukiman baru tanpa mendengarkan pihak yang akan direlokasi.

Mentawai baru saja mendapat musibah, masyarakatnya harus diperhatikan dengan hati yang tulus. Lakukan diskusi dahulu dan musyarahkan sebaik mungkin di mana masyarakat menginginkan pemukiman barunya, dengan memperhatikan beberapa poin yang paling penting bagi masyarakat.

http://www.puailiggoubat.com


Rumah di Bosua Ludes Diterjang Tsunami

Rumah warga Bosua yang porak-poranda

PADANG-Baru Jumat daerah di kecamatan Sipora Selatan, Desa Bosua dan Beriulou tersentuh bantuan gempa dan tusnami padahal di darah ini juga telah kehilangan sebanyak 23 orang di dua desa tersebut.

Menurut Wakil Ketua DPRD Mentawai Nikanor Saguruk, dua hari ia bersama dengan wakil Bupati serta jajaran pemerintah kabupaten kepulauan Mentawai mengungjungi daerah tersebut kondisi sangat memprihatinkan. “Kita melihat langsung daerah itu di Desa Bosua, Dusun Gobik dan Dusun Masokut, Desa Beriulou semua rumah warga sudah habis tak ada yang tersisa,” ujarnya. Jumat (29/10).

Memang timnya membawa bantuan ala kadarnya, tapi bantuan logisitik jumlah besar belum ada. “Hari ini baru masuk bantuan dari Pemkab Pesisir Selatan, tadi jam 09.00 WIB berangkat ke dua titik itu memakai dua kapal milik kapal pemerintah Pesisir Selatan, kapal Napoleon dan Columbus,” katanya.

Kapal tersebut membawa bantuan pakaian layak pakai, beras dan air mineral. “Kita belum dapat laporan dari tim ini yang jelas mereka sudah berangkat,” katanya.

Semua warga di dua desa itu mengungsi di perbukitan. Sementara di Dusun Beriulou, Desa Beriulou 60 persen rumah di daerah ini sudah rusak parah. rus

http://www.puailiggoubat.com


Mentawai 20 Kali Diguncang Gempa di Atas 5 SR

PADANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 20 kali gempa berkekuatan di atas 5 Skala Richter mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai sejak Senin (25/10) lalu.

Gempa terkuat terjadi pada Senin (25/10) pukul 21.42 WIB dengan kekuatan 7,2 Skala Richter  yang berpusat di 79 kilometer Barat Daya, Pagai Selatan. Berkedalaman 10 kilometer.

Gempa ini juga menimbulkan gelombang tsunami. Hingga Jumat (29/10), Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mentawai mencatat sebanyak 408 meninggal dan 303 orang dilaporkan hilang.

Sebanyak 270 orang mengalami luka berat dan 142 orang luka ringan. Bencana itu juga mengakibat 517 unit bangunan rusak berat dan 204 unit rusak ringan.

Sementara, 22.595 orang masih mengungsi di daerah-daerah yang aman.

BMKG mencatat, hingga Jumat (29/10) gempa di atas 5 SR terjadi kembali pada 27 Oktober 2010, berkekuatan 5,2 SR yang berpusat di 131 kilometer Barat Daya Pagai Selatan, berkedalaman 10 kilometer pada pukul 22.09 WIB.  prl

http://www.puailiggoubat.com


Jaringan Telkomsel Sikakap Sering Ngadat

PADANG-Sejak gempa yang melanda kawasan Mentawai membuat saluran komonikasi Telkomsel di Sikakap sering putus-putus saat nelpon bahkan tidak bisa tersambung dengan penelpon yang dihubungi, tak hanya itu saja sedang menelpon ke Sikakap salurannya langsung terputus.

Hal itu katakan Yosep Sarogdok, Ketua Lumbung Derma pos bantuan gempa dan tsunami Mentawai. “Susah kali kita mendapat informasi di pos utama, jaringan sibuk terus dan bahkan sering terputus saat menelpon, padahal kita sangat membutuhkan informas dan data relawan kita di lapangan,” ujarnya. (30/10)

Senada dikatakan Rianna Samaloisa mahasiwa Mentawai yang kuliah di PGSD Padang. “Saya susah sekali menghubungi kabar disana, kondisi orang tua, bingung apa yang dilakukan, bapak dan ibu selamat tapi rumah rusak di Muara Taikako,” ungkapnya.

Ferdinan relawan Lumbung Derma yang ada di Sikakap juga kesal terhadap layanan Telkomsel, kadang pesan dari operator telkomsel ini sibuk kadang tak menyaut, kadang teputus saat menelpon.

“Seharusnya Telkomsel memperhatikan layanannya ini, jangan hanya menyedot pulsa saja, tapi pelayanan jelek, lebih parah lagi kita dekat tower menelpon sinyal di hp ada tapi tak bisa menelpon, gawat ini,” katanya. rus

http://www.puailiggoubat.com


5 Dusun di Saumanganya Disapu Tsunami

TUAPEIJAT–Belum lagi hilang dari ingatan kejadian gempa bumi yang meluluh lantakkan perumahan penduduk Mentawai tahun 2007 serta bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam juga belum seluruhnya dinikmati oleh warga, telah terjadi lagi gempa bumi yang juga disertai dengan tsunami.

Lima dusun yang ada di Desa Saumanganya di ujung Pulau Pagai Utara telah disapu oleh tsunami. Walau tidak ada korban jiwa, namun perumahan penduduk hancur dan disapu oleh tsunami.

Saat gempa terjadi, sesuai penuturan Resi dan Nita warga Dusun Pasapuat, warga pun berhamburan keluar rumah, sekitar20 menit kemudian mereka mendengar deru ombak seperti angin yang sangat kencang. Sontak warga berteriak sahut menyahut dengan mengatakan “lari”.

Warga pun berlarian ke tempat tinggi menjauhi pantai. Rumah dibiarkan terbuka dan tidak ada satu warga pun yang sempat membawa pakaian dan makanan.

Malam itu warga Pasapuat bermalam di perladangan di belakang perkampungan tanpa selimut dan tanpa tenda. Mereka menginap di pondok perladangan warga apa adanya.

Beberapa orang laki-laki warga Pasapuat, memberanikan diri turun ke perkampungan untuk mengambil perlengkapan, namun mereka melihat rumah mereka telah dirusak oleh gelombang tsunami. Hanya rumah yang di bagian atas lapangan bola yang bisa berdiri agak kokoh walau telah juga terndam oleh tsunami.

Sesuai penuturan Resi salah seorang Guru di SD 11 Saumanganya yang datang ke Tuapeijat hari Selasa (26/10), ketinggian gelombang mencapai 3 meter dan masuk ke perkampungan sejauh 200 meter dari bibir pantai.  rpt

http://www.puailiggoubat.com

 


40 Korban Tsunami Maonai Dikubur Selubang


Menangisi kerabat di kuburan massal Maonei, Malakopak, Pagai Selatan.

Padang – sebanyak 40 korban tewas akibat bencana alam gempa dan tsunami dari Desa Malakopa, Kecamatan Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai telah dimakamkan secara massal. Anggota DPRD Kepulauan Mentawai, Yan Winnen Sipayung mengatakan, penguburan massal itu dilakukan pada malam hari. “Namun itu belum semuanya dikuburkan karena masih ada jenazah yang tersebar di beberapa titik,” katanya, Kamis (28/10) Kondisi tersebut lanjutnya karena jumlah tim SAR yang ada tidak sebanding dengan banyaknya mayat yang ada. “Mereka juga bekerja  tanpa alat berat karena memang jangkauan  susah untuk ditembus. Mereka bekerja hanya dibantu masyarakat, dengan memakai peralatan sederhana,” pungkasnya. rus

http://www.puailiggoubat.com

 


Imbas Tsunami Sampai Beriolou dan Bosua

TUAPEIJAT-Gempa bumi yang disertai tsunami pada hari Senin, 25 Oktober 2010 juga berdampak pada pulau Sipora. Khususnya di Kecamatan Sipora Selatan terdapat dua desa yang terdiri dari beberapa dusun disapu oleh tsunami dengan ketinggian sekitar 7 meter.

Dusun Gobik, pusat Desa Bosua, Masokut dan Beriulou sesuai informasi yang didapatkan dari Jimer Munthe anggota DPRD Mentawai yang melakukan peninjauan dan distribusi bantuan ke kedua Desa itu pada hari Rabu (27/10) mengatakan telah tersapu oleh tsunami. Dusun yang terparah adalah dusun Gobik dimana tidak terdapat lagi rumah yang berdiri disana.

Data sementara  Jumlah korban meninggal di kedua desa itu sesuai dengan data yang didapatkan dari BPBD Mentawai hari Jumat (29/10) adalah 21 orang yakni 8 di 5 di Beriulou dan 8 di Masokut. Sementara itu jumlah korban luka berat di dusun Mongan Bosua 15 orang, dusun Gobik 27 orang, Bosua 3 orang dan luka ringan 4 di Mongan Bosua, 13 di Gobik dan 3 di Bosua. Yang dinyatakan hilang masih ada 2 jiwa yakni di dusun Gobik.

Beberapa korban luka berat dari kedua desa itu telah dibawa ke RSUD kabupaten Kepulauan Mentawai dan telah dirawat sejak hari Kamis (28/10). Tubuhnya luka dan tulangnya patah akibat diterjang tsunami yang menggulung rumah dan benda-benda sekitar tempat tinggal warga.

Gereja GKLM dusun Gobik dan jajaran rumah di dusun itu telah rata dengan tanah demikian juga perumahan penduduk di dusun Masokut, sebagian Beriulou dan sebagian desa Bosua. Korban selamat rata-rata tersangkut di pepohonan dengan kondisi luka-luka dan patah tulang.

Hal semacam ini persis sama dengan yang dialami masyarakat yang berada di desa Betumonga Kecamatan Pagai Utara. Menurut Pergamen Sakoikoi yang dihubungi lewat telepon, ia dan tim GKPM telah berangkat ke desa itu pada hari Selasa (26/10) untuk menyalurkan bantuan. Setibanya di kampung itu,mereka mengumpulkan mayat-mayat yang tersangkut dipepohonan dan korban luka yang juga tersangkut dipepohonan.

Menurut Jimer pihaknya telah berkoordinasi dengan posko tanggap darurat di Tuapejat untuk segera menyalurkan bantuan ke kedua desa itu seperti makanan, tenda, pakaian, penerangan dan obat-obatan. Terlihat juga kesibukan posko tanggap darurat hari Jumat (29/10) sedang memuat bantuan itu ke kapal Subbulat.

Keterlambatan pendistribusian logistik juga disebabkan kurangnya stok BBM di Tuapejat. Hari pertama pasca gempa dan tsunami, telah terlihat kelangkaan BBM di Tuapejat. Hal ini disebabkan permintaan BBM melebihi yang biasanya sehubungan dengan banyaknya tim yang menggunakan boat menuju daerah yang kena bencana. Hingga Jumat (29/10), masih banyak tim medis dan logisitik yang belum tersalurkan karena kurangnya BBM di Tuapejat. rpt

http://www.puailiggoubat.com

 


Gempa Pagai Tunda Gempa Siberut

PADANG – Gempa yang terjadi di wilayah Pagai Utara dan Pagai Selatan ternyata juga mempengaruhi patahan yang ada di blok Pulau Siberut. Hal itu dikatakan Ketua Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Komisariat Wilayah Sumatera Barat Dr Badrul Mustafa, Minggu (14/11)

“Ada ahli mengatakan gempa yang ada terjadi di Pagai Utara dan Selatan itu bisa mempengaruhi patahan yang ada di blok Siberut. Ada juga yang mengatakan bahwa itu akan mengurangi energi di Pulau Siberut. Tapi itu akan memperlama terjadinya gempa besar di Siberut bukan jangka yang pendek,” jelas Badrul.

Ini disebabkan tekanan dua lempeng Indo Australia dan Eurasia sudah berkurang akibat gempa yang terjadi pada 25 Oktober lalu dengan kekuatan 7,2 Skala Richter.

“Energi yang ada di Pagai Utara mengurangi tekanan atau memperlonggar tekanan lempeng yang ada di blok, sehingga ini akan memperlama terjadinya gempa,” terangnya.

Selain itu, gempa yang terjadi pada 12-13 September 2007 itu terjadi pada satu blok dengan gempa yang terjadi pada 25 Oktober 2010.

“Jadi dengan adanya gempa itu bisa mengurangi tekanan patahan yang ada di Siberut, tapi belum tentu mengurangi energinya,” sebutnya. rpt